Sahabat Percikan Iman pasti mengetahui
tujuan dari shaum (puasa) itu apa. Seperti yang tertulis dalam firman Allah Swt
di QS.Al Baqarah : 13, Bahwa tujuan orang puasa adalah tidak lain tidak bukan
agar mencapai level Taqwa.
Nah, problemnya apakah Taqwa itu sendiri? Seseorang yang ingin
introspeksi ketaqwaan kepada dirinya (bukan kepada orang lain) harus memahami
arti taqwa berikut juga dengan ciri-cirinya.
Takwa adalah seseorang beramal ketaatan pada Allah atas cahaya
(petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat
karena cahaya (petunjuk) dari Allah karena takut akan siksa-Nya. Tidaklah
seseorang dikatakan mendekatkan diri pada Allah selain dengan menjalankan
kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah.
Pengertian Taqwa secara Etimologi adalah Taqwa berasal dari kata
waqa – yaqi – wiqayah yang artinya menjaga diri, menghindari dan menjauhi.
Sedangkan pengertian Taqwa secara Terminologi adalah Taqwa adalah takut kepada
Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan tidak
melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam
perbuatan dosa. Taqwa terulang dalam Al-Qur’an sebanyak 259 kali dengan segala
derivasinya—mengandung makna yang cukup beragam, di antaranya: memelihara,
menghindari, menjauhi, menutupi, dan menyembunyikan.
Banyak sekali ayat Al-Qur’an
yang menguraikan dan mengkabarkan tentang ketaqwaan, diantaranya sebagai
berikut :
Ø Al Qur’an Surah Al
Hujurat Ayat 13
13. Hai manusia, Sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.
Ø Al Qur’an Surah Az
Zumar Ayat 33-34
33. dan orang yang membawa
kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang
bertakwa.
34. mereka memperoleh apa yang
mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah Balasan orang-orang yang
berbuat baik,
Ø Al Qur’an Surah Ali
Imran Ayat 120
120. jika kamu memperoleh
kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana,
mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya
mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah
mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.
Ø Al Qur’an Surah Ali
Imran Ayat 134
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
Ø Al Qur’an Surah Ali
Imran Ayat 135
135. dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Ø Al Qur’an Surah An
Naba Ayat 31
31. Sesungguhnya orang-orang
yang bertaqwa mendapat kemenangan,
Sedangkan didalam hadist, terdapat dalam sabda Nabi SAW :
Rasulullah SAW bersabda, “Takwa
itu terletak di sini”, sambil beliau SAW menunjuk ke dada/hati beliau tiga
kali. Rasulullah SAW dalam doa beliau, “Ya Allah, anugerahkanlah kepada jiwaku
ketakwaannya, dan sucikanlah jiwaku (dengan ketakwaan itu), Engkau-lah
Sebaik-baik Yang Mensucikannya, (dan) Engkau-lah Yang Menjaga serta
Melindunginya.”
Dalam rangka mengenali diri
perihal ketaqwaam. Berikut ini adalah Ciri-Ciri Orang Yang Bertaqwa Menurut
Al-Qur’an :
1. Beriman kepada yang Ghaib,
Mendirikan shalat, dan berinfaq
ٱلَّذِينَ
يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ
يُنفِقُونَ
[yaitu] mereka yang beriman
kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang
Kami anugerahkan kepada mereka, [Q.S. al-Baqarah: 3].
2. Beriman kepada kitab-kitab
Allah dan meyakini adanya akhirat.
وَٱلَّذِينَ
يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأَخِرَةِ
هُمۡ يُوقِنُونَ
dan mereka yang beriman kepada
Kitab [Al Qur’an] yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya [kehidupan] akhirat . (Q.S.
al-Baqarah: 4).
3. Beriman kepada: Allah, Hari
akhir, para malaikat, kitab-kitab, para nabi; berinfaq, memerdekakan budak,
mendirikan shalat, zakat, menepati janji dan sabar.
لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن
تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَـٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ
مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ وَٱلۡكِتَـٰبِ
وَٱلنَّبِيِّـۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلۡقُرۡبَىٰ
وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآٮِٕلِينَ وَفِى
ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّڪَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ
بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَـٰهَدُواْۖ وَٱلصَّـٰبِرِينَ فِى ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ
وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلۡمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir [yang memerlukan pertolongan] dan
orang-orang yang meminta-minta; dan [memerdekakan] hamba sahaya, mendirikan shalat,
dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa. (Q.S.al-Baqarah: 177).
4. Berinfaq di waktu lapang
atau sempit, menahan amarah, dan pemaaf.
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ
فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡڪَـٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ
ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
[yaitu] orang-orang yang
menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema’afkan [kesalahan] orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali-Imran: 134)
وَٱلَّذِينَ إِذَا
فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ
فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ
يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
5. Berpuasa Ramadhan
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ
مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa, (Q.S.al-Baqarah:183)
6. Tidak Silau Keindahan
duniawi
زُيِّنَ لِلَّذِينَ
كَفَرُواْ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَيَسۡخَرُونَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۘ
وَٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۗ
Kehidupan dunia dijadikan indah
dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang
beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di
hari kiamat (Q.S.al-Baqarah: 212).
7. Selalu berbuat kebajikan.
وَمَا يَفۡعَلُواْ
مِنۡ خَيۡرٍ۬ فَلَن يُڪۡفَرُوهُۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلۡمُتَّقِينَ
Dan apa saja kebajikan yang
mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi [menerima pahala] nya;
dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali Imran:115).
8. Bersegera kepada ampunan
Allah.
وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ
مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ
أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (Q.S. Ali Imran: 133)
9. Selalu mengingat Allah dan
memohon ampun atas dosa-dosanya.
وَٱلَّذِينَ إِذَا
فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ
فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ
يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
Dan [juga] orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Q.S.Ali-Imran: 135).
10. Bersabar saat diuji harta
dan dirinya.
لَتُبۡلَوُنَّ فِىٓ
أَمۡوَٲلِڪُمۡ وَأَنفُسِڪُمۡ وَلَتَسۡمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَـٰبَ
مِن قَبۡلِڪُمۡ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ أَذً۬ى كَثِيرً۬اۚ وَإِن
تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ذَٲلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ
Kamu sungguh-sungguh akan diuji
terhadap hartamu dan dirimu. Dan [juga] kamu sungguh-sungguh akan mendengar
dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang
mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang
patut diutamakan. (Q.S. Ali Imran: 186).
11. Menjadikan akhirat sebagai
TUJUAN hidup.
وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ
ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَعِبٌ۬ وَلَهۡوٌ۬ۖ وَلَلدَّارُ ٱلۡأَخِرَةُ خَيۡرٌ۬
لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَۗ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia
ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat
itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
(Q.S. al-An’am: 32).
12. Menyebarkan da’wah.
وَمَا عَلَى ٱلَّذِينَ
يَتَّقُونَ مِنۡ حِسَابِهِم مِّن شَىۡءٍ۬ وَلَـٰڪِن ذِڪۡرَىٰ لَعَلَّهُمۡ
يَتَّقُونَ
Dan tidak ada
pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa
mereka; akan tetapi [kewajiban mereka ialah] mengingatkan agar mereka bertakwa.
(Q.S. al-An’m: 69).
13. Menutup aurat
يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ
قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسً۬ا يُوَٲرِى سَوۡءَٲتِكُمۡ وَرِيشً۬اۖ
وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٲلِكَ خَيۡرٌ۬ۚ
Hai anak Adam sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah
untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. (Q.S. Al-A’raf:
26).
14. Berdzikir manakala ditimpa
kebimbangan.
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ٱتَّقَوۡاْ إِذَا مَسَّہُمۡ طَـٰٓٮِٕفٌ۬ مِّنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ تَذَڪَّرُواْ فَإِذَا
هُم مُّبۡصِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah,
maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (Q.S. al-A’raf:
201).
15. Menyuruh Keluarga
Mendirikan shalat dan sabar mengerjakannya.
وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ
بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡہَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقً۬اۖ نَّحۡنُ
نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami
tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat
[yang baik] itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Q.S. Thaha: 132).
16. Tidak sombong dan tidak
berbuat kerusakan
تِلۡكَ ٱلدَّارُ
ٱلۡأَخِرَةُ نَجۡعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّ۬ا فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا
فَسَادً۬اۚ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ
Negeri akhirat itu, Kami
jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat
kerusakan di [muka] bumi. Dan kesudahan [yang baik] itu adalah bagi orang-orang
yang bertakwa. (Q.S. al-Qashash: 83).
17. Muslimah hendaklah menjaga
pandangan dan kata-kata dalam berbicara.
يَـٰنِسَآءَ
ٱلنَّبِىِّ لَسۡتُنَّ ڪَأَحَدٍ۬ مِّنَ ٱلنِّسَآءِۚ إِنِ ٱتَّقَيۡتُنَّ فَلَا
تَخۡضَعۡنَ بِٱلۡقَوۡلِ فَيَطۡمَعَ ٱلَّذِى فِى قَلۡبِهِۦ مَرَضٌ۬ وَقُلۡنَ
قَوۡلاً۬ مَّعۡرُوفً۬ا
Hai isteri-isteri Nabi, kamu
sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah
kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit
dalam hatinya , dan ucapkanlah perkataan yang baik, (Q.S. al-Ahzab: 32).
18. Membawa kebenaran dan
membenarkannya.
وَٱلَّذِى جَآءَ
بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦۤۙ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ
Dan orang yang membawa
kebenaran [Muhammad] dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang
bertakwa. (Q.S. Az-Zumar: 33).
19. Menjauhi dosa-dosa besar
dan perbuatan keji.
ٱلَّذِينَ
يَجۡتَنِبُونَ كَبَـٰٓٮِٕرَ ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡفَوَٲحِشَ إِلَّا ٱللَّمَمَۚ إِنَّ
رَبَّكَ وَٲسِعُ ٱلۡمَغۡفِرَةِۚ هُوَ أَعۡلَمُ بِكُمۡ إِذۡ أَنشَأَكُم مِّنَ
ٱلۡأَرۡضِ وَإِذۡ أَنتُمۡ أَجِنَّةٌ۬ فِى بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمۡۖ فَلَا تُزَكُّوٓاْ
أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ
[Yaitu] orang yang menjauhi
dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui [tentang
keadaan]mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin
dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang
paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (Q.S. An-Najm: 32).
20. Selalu mengambil pelajaran
dari al-Qur’an.
وَإِنَّهُ ۥ
لَتَذۡكِرَةٌ۬ لِّلۡمُتَّقِينَ
Dan sesungguhnya Al Qur’an itu
benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al-Haaqqa:
48).
Semoga bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan
segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon
ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
source http://www.percikaniman.org/category/artikel-islam/