Ujian Nasional menjadi momok yang sangat menakutkan (horor) bagi siswa. Baik itu siswa SMP ataupun SMA. Tidak sedikit lembaga-lembaga sekolah yang mengadakan Istigosah yang bertujuan untuk menggelar do'a bersama. Khusus untuk siswa SMA, mereka telah melewati ujian-ujian dari kedinasan, muali dari Try Out 1 dan 2. Kemudian dilanjutkan dengan UAS dan sampai lah dipenghujungnya yaitu UN.
UN telah dilaksanakan pada hari Senin s/d Kamis 04-06 April 2016. Biasanya kebanyakan siswa SMA yang sudah selesai mengikuti UN melakukan coret-coret baju, track-trackan kompoi, dan bahkan ada yang melakukan tawuran. Berbeda dengan sekolah luar pada umumnya, siswa akhir (Niha'i) pondok Darurrahmah tidak melakukan hal tersebut. Niha'i setelah UN selesai seluruhnya melakukan sujud syukur sebagai tanda terima kasih kepada Allah.
Perbedaannya tidak hanya itu, jika SMA luar paska selesainya UN sudah tidak ada ujian lagi, tapi tidak untuk siswa Niha'i. Mereka harus bersiap menghadapi ujian pondok. Ujian ini berlaku untuk semua pelajaran pondok, biasanya materi yang diujikan adalah materi yang mereka pelajari mulai dari kelas 1 sampai Niha'i. Ujian pondok memang lebih menegangakan dibanding UN, karena ini sebagai penentuan mereka lulus atau tidaknya di pondok.
Ketegangan tidak sampai disitu, ada yang lebih meneganggan
dari kedua ujian tersebut. Amaliyah at-Tadris (Praktek Mengajar) lah yang menjadi ujian tersendiri yang sangat menegangkan dibandingkan dengan ujian-ujian lainnya. Amaliyah at-Tadris juga menjadi tolak ukur kualitas keilmuan dan kekuatan mentalitas niha'i. Pengetesan mental ini diharapkan agar siswa/i niha'i mampu mengajar dengan baik dan berkarakter. Barulah ketika ujian semua telah berlalu, siswa/i niha'i akan diyudisium untuk kelayakan kelulusan mereka. Subhanallah bukan!, dengan diberlakukannya kegiatan ini semoga siswa/i niha'i lulus dengan berkualitas dan siap berkiprah di masyarakat luas.
dari kedua ujian tersebut. Amaliyah at-Tadris (Praktek Mengajar) lah yang menjadi ujian tersendiri yang sangat menegangkan dibandingkan dengan ujian-ujian lainnya. Amaliyah at-Tadris juga menjadi tolak ukur kualitas keilmuan dan kekuatan mentalitas niha'i. Pengetesan mental ini diharapkan agar siswa/i niha'i mampu mengajar dengan baik dan berkarakter. Barulah ketika ujian semua telah berlalu, siswa/i niha'i akan diyudisium untuk kelayakan kelulusan mereka. Subhanallah bukan!, dengan diberlakukannya kegiatan ini semoga siswa/i niha'i lulus dengan berkualitas dan siap berkiprah di masyarakat luas.
No comments:
Post a Comment